Selasa, 05 April 2016

Apa itu fhoto?


Kini banyak di kalangan fhotografer yang memahami yang namanya photograhy, photografer dan tukang fhoto, tapi apakah mereka mengerti apa itu sebuah fhoto dan kenapa fhoto itu di ciptakan .
kini kita sering medengarkan orang menanyakan tentang apa itu photoraphy atau fhotografer. photography secara umum iyalah seni melukis dengan cahaya, dan phografer adalah oarang yang melukis dengan cahaya tersebut,, di antara keduanya jelas berbeda, hasil dan orang yang menciptakan untuk mendapatkan  hasil. tapi di antara kata keduanya jelas sama, yaitu sebuah kata Fhoto.. apa se sebenarnya fhoto itu,dalam pemahaman saya  fhoto  itu adalah alat dan   tempat untuk menghentikan sebuah waktu, dimana kita menyadari bahwwa kita tak bisa mengulangi waktu itu, tapi kita ingin waktu yang telah kita lewati kita dapat melihat lihat kembali dan rasakan kembali tanpa harus mengingat gambaran yang telah terjadi.


tujuannya bahwa fhoto itu adalah dimana kita ingin melihat dan menceritakan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya. dengan bantuan seni dan kreatifitas.. fhoto tersebut menjadi sebuah karya yang dapat membuat penikmat mata merasakan gambaran tersebut menjadi tempat dimana dia berada di situ atau di dalam gambaran tersebut.
Dalam artikel yang saya baca, yang di tulis oleh Eki Qushay Akwn iya mengatakan
“Bagi kebanyakan orang, pertanyaan “Apa itu foto?” mungkin dianggap sepele dan tidak perlu dipersoalkan lagi. Bahkan ketika diajukan kepada para peminat fotografi, jawaban yang biasanya mengemuka adalah definisi yang diberikan oleh kamus, yaitu gambar yang dihasilkan dengan menangkap cahaya pada medium yang telah dilapisi bahan kimia peka cahaya atau sensor digital (kombinasi dari photo yang berarti cahaya, dan graph yang berarti catatan, tulisan, atau lukisan). Tidak banyak yang sadar bahwa di balik kesederhanaan artefak yang benama foto tersimpan kerumitan yang membuat definisi foto tidak sesederhana yang dibayangkan.
Pada level wujud, foto memang sebuah gambar, sebuah penyerupaan yang dihasilkan lewat proses yang dinamakan fotografi. Namun pada definisi paling dasar ini pun, tersimpan persoalan. Ada banyak jenis gambar yang dapat digolongkan sebagai foto. Pada abad ke-19, ada daguerrotype, heliotype, cetak albumen, cetak gelatin perak, photogravure, dan lukisan fotogenik. Di abad ke-20, ada polaroid, pindai elektronik (electronic scanner), foto digital, dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan wujud seperti itu mengingatkan kepada kita akan kerumitan yang inheren pada sifat foto itu sendiri: Definisi foto sebagai objek selalu terkait dengan (dan bergantung pada) konteks sejarah, konteks sosial, konteks budaya, dan konteks teknologi. Dengan kata lain, konteks-konteks itulah yang sebenarnya menjadi salah satu penentu definisi, makna, dan nilai foto.










0 komentar:

Posting Komentar